Sabtu, 26 Juli 2008

Penyakit Menular Bisa Muncul Setiap Saat Di Aceh

Sanitasi lingkungan dan manajemen limbah di Aceh apabila tidak cepat mendapat perhatian, paska gempa bumi dan gelombang tsunami setiap saat bisa muncul penyakit menyerang kepada warga yang berada di pengungsian.


Masalah ini sangat penting untuk diperhatikan pemerintah, kata Anggota Komisi IX DPR RI Prof Dr dr Sudigdo Adi, SpKK (K), di Solo, Sabtu.

"Sanitasi lingkungan dan manajemen limbah di sana sampai sekarang ini belum disentuh, padahal sangat penting untuk menghambat lajunya penyakit menular yang akan muncul," ujarnya.

Di Aceh sekarang ini rawan penyakit menular yang setiap saat bisa muncul seperti muntaber dan bahkan kini sudah ada "bakteri gas gang grene" (pembusukan pada luka).

Kepada penderita yang terkena bakteri tersebut untuk mengatasinya harus dilakukan amputasi, dan sampai sekarang ini sudah ada beberapa relawan yang terserang, kata Sudigdo Adi dari Fraksi PDI Perjuangan.

Ia mengatakan Departemen Kesehatan mulai sekarang perlu membuat perencanaan-perencanaan dalam mengtasi persolaan bencana alam dan ini tidak hanya untuk Aceh, Sumatra Utara, Nias dan Nabire saja.

"Di negara kita ini kan terdiri dari pulau-pulau dan rawan bencana alam, maka perlu adanya payung hukum untuk membuat suatu badan penanggulangan masalah-masalah bencana alam yang mendadak dan tidak bisa diramalkan. Payung hukum itu perlu untuk membentuk suatu managerial yang optimal dengan memperhatikan sumber dana dan daya yang ada," katanya.

Menyinggung mengenai banyaknya bantuan baik berupa uang maupun barang dari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri yang dikirim ke Aceh, Sudigdo Adi berpendapat harus ada lembaga independen yang mengontrol.

Dikatakan bahkan bilamana perlu dari pihak luar negeri yang memberikan bantuan ke Aceh itu, untuk mengontrolnya bisa menyertakan lembaga independen.

"DPR jelas tidak akan mampu untuk melakukan kontrol dan pengawasan itu, untuk apasalahnya kalau ada suatu badan independen yang ikut mengontrolnya," katanya.

Sementara itu pula dengan berkaca pada keadaan di Aceh, Nabire, Sumatra Utara pemerintah tampak tergagap-gagap menghadapi keadaan darurat tersebut baik dari segi perbekalan, informasi dan menejerial organisasi, kata Sudigdo Adi yang menjadi anggota DPR Pusat asal daerah pemilihan Jawa Tengah.

Ia mengatakan sementara secara kasat mata tampak kurangnya mutu layanan kesehatan terutama di daerah yang letaknya di pinggiran, layanan bagi keluarga pra sejahtera atau miskin dan belum tersedia perangkat perundangan yang efektif melindungi orang sakit atau terkena bencana.

Dalam perencanaan anggaran tampaknya masih kurang dalam memperhatikan berbagai faktor antara lain utilitas rumah sakit, kepadatan penduduk, klasifikasi yang meliputi utilitas tenaga, penggunaan rumah sakit sebagai sarana pendidikan, kemungkinan adanya bencana alam letusan gunung, banjir dan lain-lain.

Dalam tahun 80-an Puskesmas merupakan ujung tombak presentatif dan kuratif, tetapi keadaannya sekarang banyak yang perlu rehabilitasi dan perlu juga dingat mengenai jumlah dokter untuk memenuhi kebutuhan di Puskesmas, mengingat sekarang banyak lulusan fakultas kedokteran yang menunggu PTT.

Tidak ada komentar: